" Tanda bukti Alquran itu suatu hal aksi yang bodoh, bodoh, Alquran itu kitab suci, " kata Mardani di lokasi Menteng, Jakara Pusat.
Bila pihak kepolisian selalu memakai Alquran jadi tanda bukti aktor terorisme, Mardani menyebutkan itu sama juga berasumsi semuanya kaum muslim yang mempunyai Alquran yaitu teroris. Diluar itu, kata Mardani, bila hal tersebut berlangsung jadi semua tempat yang menaruh Alquran dapat disebutkan jadi sarang teroris Sambung Ayam.
" Masjid umpamanya, kan ada Alquran, teroris dong. Tempat tinggal orang muslim ada Alquran, teroris dong, " tuturnya.
Pria yang menjabat Ketua DPP PKS ini menyebutkan jangan pernah aparat kepolisian melakukan tindakan semena-mena pada satu keyakinan. Kata dia, problem yang dihadapi sekarang ini bukanlah masalah problem agama atau keyakinan seorang Situs Judi Online.
" Tapi kita ini tengah bertemu dengan orang sakit, tidak ada hubungan Alquran dengan teroris, " tuturnya.
Hal sama juga berlaku pada beberapa razia serta cap jelek pada wanita berniqab. Mardani menyayangkan sikap intoleran yang malah dikerjakan aparat pada bebrapa wanita bercadar yang lakukan itu atas basic keyakinan mereka.
" Ini tidak benar, malah merazia wanita berniqab menganggapnya diluar lingkaran itu sama juga dengan memecah belah, serta makin mendekatkan kita pada perpecahan serta ini yang memanglah dikehendaki oleh teroris itu, " kata dia.
Sedang Kepala Divisi Humas Polri Inspektur Jenderal Setyo Wasisto menanggung tidak jadikan Alquran jadi tanda bukti dalam masalah terorisme. Hal semacam ini di sampaikan Setyo berkaitan berita tentang dijadikannya Alquran jadi tanda bukti waktu penggeledahan tempat tinggal terduga teroris, yang berbuntut timbulnya petisi dari orang-orang.
" Itu bukanlah mengambil alih tapi mengamankan. Sebab bila tidak diamankan, jadi Alquran itu juga akan rusak atau jadi tidak tertangani dengan baik. Anggota Densus beberapa besar muslim, jadi tahu benar memperlakukan kitab suci Alquran, " kata Setyo.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar