Partai Bisa Jeblok Tanpa Cawapres Sendiri: SBY Semoga Itu Mitos

Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memberi komentar perkiraan kepopuleran parpol dapat jeblok bila tidak ada calon presiden atau calon wakil presiden yang diusung waktu pemilihan presiden. Dia mengharap dampak ekor jas (coat-tail effect) tentang kepopuleran itu cuma mitos.

" Penurunan (kepopuleran) partai politik karena tidak ada calon presiden/calon wakil presiden itu mesti ditest. Mungkin saja hipotesis, tetapi mesti ditest apa iya dikarenakan tidak ada calon wakil presiden lalu suaranya jatuh? Kita lihat kelak, " kata SBY di kediamannya Jl Mega Kuningan Timur VII.

" Jika saya menjadi pemimpin Partai Demokrat dalam Pemilihan presiden 2019 saya mempunyai kader calon wakil presiden, kampanye kami kurang lebih demikian. Jika kami tidak mempunyai kader menjadi calon wakil presiden, kampanye kita lainnya. Masih ikhtiar bagaimana kampanye terbaik, baik kita mempunyai calon wakil presiden ataupun tidak, " sambungnya Rolet Online

SBY juga menuturkan calon wakil presiden buat Demokrat bukan harga mati. Ia menyampaikan tidak memaksakan salah satunya kadernya maju pada Pemilihan presiden 2019.

" Saya mesti jelaskan lagi, buat Demokrat, calon wakil presiden bukan harga mati, tetapi jadi keinginan kader jika salah satunya putra partai kami mempunyai kesempatan. Semoga tidak benar mitos, jika kita tidak mempunyai calon wakil presiden, lalu nada partai kita turun mencolok. Kita lihat saja kelak, kami akan ikhtiar, " ucap dia Laga Ayam

SBY juga tidak sepakat Pemilu 2019 menggunakan ambang batas pencapresan (presidential threshold) 20 %. Dia menilainya, bila Mahkamah Konstitusi mengabulkan dibatalkannya presidential threshold, akan ada kondisi yang baru dalam pesta demokrasi pada 2019.

" Masalah uji materi di MK mengenai PT (presidential kita lihat kelak. Jika saya di tanya apa SBY sepakat pakai PT 20 % yang pakai nada lima tahun awal mulanya, saya tidak sepakat. Saudara bisa tulis, ada seseorang yang namanya SBY yang tidak sepakat dengan nalar yang di bangun dalam UU itu dan SBY kalah. Saya terima kekalahan oleh karena itu demokrasi, jika misalnya MK dengan kejernihan pandangan serta asumsinya, pada akhirnya mengabulkan dibatalkannya PT 20 %, bermakna ada kondisi baru. Kita lihat kelak saja, " papar dia.